GUDATAnews.com, Mukomuko - Tim Patroli Kolaboratif memusnahkan kayu hasil penebangan liar yang ditemukan pada 16 Januari 2022 di kawasan Hutan Produksi (HP) Air Rami Register 67 Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dengan cara mencincang dan membakar kayu-kayu tersebut.
Tim menemukan tumpukan balok kaleng sebanyak 6 kubik kayu dan
satu unit pondok. Saat tim menuju lokasi tersebut, jalan dihalangi dengan cara
diblokir menggunakan pohon yang sengaja ditumbangkan.
“Informasi adanya dugaan ilegal loging dalam kawasan HP Air
Rami tersebut diperoleh dari tim yang sedang patroli kolaboratif di wilayah
kerja koridor gajah dan saat ditemukan tidak ada pihak pemilik kayu dan petugas
langsung memusnahkan kayu-kayu itu,” kata Iswadi, Koordinator Program
Konsorsium Bentang Alam Seblat, Senin 17 Januari 2022.
Patroli kolaboratif di HP Air Rami yang termasuk dalam
wilayah Bentang Alam Seblat, merupakan jalur jelajah gajah Sumatera dan satwa
dilindungi lainnya yang digelar rutin dalam periode tertentu.
Kawasan ini merupakan habitat terakhir gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang diiniasiasi Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE koridor gajah Sumatera di Landskap Seblat untuk menyelamatkan satwa kunci gajah Sumatera tersisa di hutan Bengkulu yang jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor.
Saat ini Konsorsium Bentang Seblat tengah menyusun sejumlah
program untuk pelestarian gajah tersisa
dengan membentuk tim pencegahan dan penanganan konflik manusia dan satwa di
sekitar Bentang Seblat dan patroli kolaboratif pengamanan koridor gajah.
Iswadi mengatakan, tim patroli kolaboratif sebelumnya pada
Oktober 2021 juga menemukan tumpukan kayu balok kaleng sebanyak 250 batang atau
diperkirakan sebanyak 50 kubik di lokasi
yang sama. Temuan tersebut sebagian dicincang oleh tim dan sudah
dilaporkan ke DLHK Provinsi Bengkulu,
BKSDA Bengkulu-Lampung, dan Polres Mukomuko.
Kondisi yang terus berulang ini menurut Iswadi membutuhkan
keseriusan dari para pihak untuk mengatasi kejahatan lingkungan penebangan liar
yang masih marak di wilayah itu.
Tim kolaboratif yang menggelar patroli terdiri dari DLHK
Provinsi Bengkulu, aparatur TNKS dan anggota Konsorsium Bentang Seblat. (Rls)