rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

3.549 Warga Teluk Sepang Bengkulu Menderita Akibat Polusi Batubara

 


GUDATAnews.com, Kota Bengkulu - Sebanyak 3.549 warga Kelurahan Teluk Sepang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu menderita akibat polusi batubara.

Warga menderita sakit pernafasan dan sakit kulit akibat terdampak polusi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan stockpile batubara di wilayah  Teluk Sepang.

Ribuan warga tersebut termasuk dalam kategori kelompok yang  menerima berbagai polutan berbahaya dari operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan debu stockpile batubara di wilayah  Teluk Sepang.

‘’Polutan berbahaya dari PLTU seperti nitrogen oksida dan sulfur dioksida mampu menyebar sampai 200 kilometer dari pusat polusi berada.  Sementara ribuan warga Kelurahan Teluk Sepang Kota Bengkulu hanya berjarak dalam radius sekira 1 kilometer dari PLTU Teluk Sepang Kota Bengkulu,’’ kata Cimbyo Layas Ketaren, Manager Kampanye Kanopi Hijau Indonesia, Senin 13 Mei 2024.

Cimbyo  menjelaskan, berdasarkan pemantauan bahwa lalu lintas angkutan batubara telah membuat wilayah jalan yang digunakan warga Teluk Sepang diselimuti debu batubara, sementara stockpile dengan jumlah 19 tumpukan yang menumpuk sepanjang 2,3 kilometer tidak dikelola secara benar.

‘’Tumpukan batubara dibiarkan terbuka. Akibatnya adalah terjadi pelepasan panas akibat swabakar. Serta saat hujan menimbulkan air tirisan yang bercampur senyawa batubara, air tirisan ini akan mencemari tanah dan sumur warga," ungkap Cimbyo.

Cimbyo menambahkan,  jalan dari PT PELINDO sampai ke stockpile kondisinya rusak parah, debu beterbangan. Begitupun dengan tumpukan batubara, kondisinya dibiarkan terbuka tanpa penutup tanpa drainase. Situasi ini dapat dipastikan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan berakibat buruk terhadap kesehatan kaum rentan yang tinggak di Teluk Sepang.

‘’Kami juga melakukan pemantauan terhadap aktivitas PLTU batubara melalui panduan RKL/RPL PLTU batubara Teluk Sepang. Kami melihat bahwa FABA dibuang secara  sembarangan. FABA adalah abu hasil pembakaran batubara, abu ini mengandung senyawa Silika, NoX dan SoX  yang dapat mengganggu pernafasan dan kerusakan paru-paru," kata Cimbyo.

Ali Akbar, Ketua Kanopi Hijau Indonesia menyatakan bahwa pengelolaan lingkungan yang buruk akan berdampak terhadap kaum rentan, kaum rentan tersebut adalah kelompok orang dengan usia lanjut dan anak.

‘’Dapat dibayangkan nasib 783 anak  dan 500 lebih lanjut usia dari total 3.549  orang di Teluk Sepang, mereka akan menjadi korban pertama dari buruknya model kelola lingungan. Tidak ada harapan baik dari tumbuh kembang anak dari daerah yang lingkungannya kotor. Mereka akan menghabiskan energi untuk melawan serangan penyakit, sementara manula yang memang sudah rentan akan terpapar berbagai penyakit,’’ tegas Ali Akbar.

 


Derita Upik Lela

Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Posko Lentera pada 8 November 2023 ditemukan 81 warga warga Teluk Sepang menderita sakit akibat polusi batubara yakni  42 warga menderita penyakit gangguan pernapasan dan 39 orang sakit kulit.

Salah seorang diantaranya bernama Upik Lela (58),  perempuan paruh baya yang tinggal di RT 14 Kelurahan Teluk Sepang telah berulang kali  dirawat di rumah sakit.

Derita yang dialami Upik Lela sudah berlangsung sejak Agustus 2023. Pada 5 Agustus 2023 Upik dilarikan ke Rumah Sakit DKT Bengkulu, akibat sesak nafas yang dideritanya. Lalu Upik Lela kembali dilarikan ke Rumah Sakit Gading Medika Kota Bengkulu pada 2 Mei 2024. Berdasarkan pemeriksaan dokter, Upik Lela didiagnosa mengalami Dyspnea PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik). Salah satu penyebab Penyakti ini adalah polusi udara akibat batubara.

"Saya tinggal hanya berjarak 125 meter dari stockpile batubara dan PLTU batubara Teluk Sepang. Sejak beroperasinya PLTU batubara lalu lintas kendaraan yang mengangkut batubara meningkat secara drastis. Saya sering sesak nafas dan badan pun jadi kurus karena sulit tidur," kata Upik Lela saat diwawancarai 10 Mei 2024.

Sakit Upik Lela makin parah saat terjadi kebakaran stockpile pada bulan September hingga November 2023. Kebakaran stockpile ini menyebarkan bau menyengat ke seluruh wilayah Kelurahan Teluk Sepang. (Rls)



Artikel Terkait

Artikel Terkait