rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Ada Udang di Balik Batu

 Ada Udang di Balik Batu. (Foto: Ahfa)

GUDATANews.com, Kota Bengkulu – Peribahasa ‘Ada udang di balik batu’ artinya ada suatu maksud yang tersembunyi atau mencurigakan. Jika seseorang kelihatannya berbuat baik, belum tentu hatinya tulus.

Ungkapan peribahasa ‘Ada udang di balik batu’ kiranya sangat cocok untuk menggambarkan perilaku sejumlah manusia di muka bumi saat ini. Mereka melakukan sesuatu hal pasti ada maksudnya.

Bila maksudnya baik, tentu tidak akan menjadi masalah. Namun bila tujuannya akan merugikan orang lain atau lingkungan hidup lainnya, pasti akan membahayakan bagi kehidupan saat ini atau kehidupan di masa yang akan datang.

Apalagi ketika kondisi bumi saat ini yang terus dinamis berubah-ubah. Ada kalanya pembuat keputusan melakukan sesuatu hal yang katanya untuk mengatasi kendala yang sedang dihadapi masyarakat.

Memang benar, kegiatan yang dilakukan akan mampu menjadi solusi suatu permasalahan. Namun demikian, ada kalanya hal tersebut hanya baik untuk jangka pendek, tetapi sangat membahayakan makhluk hidup di jangka panjang.

Salah satu yang sekarang sedang menjadi sorotan dunia internasional adalah beroperasinya sejumlah PLTU Batu Bara di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia dan khususnya yakni PLTU Batu Bara yang berada di wilayah Kelurahan Teluk Sepang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu.

Setelah PLTU Batu Bara di Teluk Sepang beroperasi, limbah cair yang dibuang ke laut memunculkan berbagai kejadian. Antara lain sejumlah penyu ditemukan mati di pantai Kota Bengkulu. Meski menjadi perdebatan benar atau tidaknya, tetapi dinas terkait tak melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin atas limbah yang rutin dibuang ke laut.

Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin dan dipublikasikan kepada warga tentu akan lebih baik agar bisa diketahui secara pasti, ada atau tidaknya pencemaran di sekitar saluran limbah PLTU Batu Bara di Teluk Sepang.

Kalau mau dilakukan pemantauan secara kasat mata, bisa dilakukan penanaman tumbuhan di sekitar lokasi pembuangan limbah, apakah tanaman bisa tumbuh subur atau tidak? Atau bisa juga ditempatkan ikan atau hewan di sekitar air limbah, apakah makhluk hidup tersebut bisa bertahan atau tidak.

Atau bila manusia mandi di sekitar air limbah, gatal atau tidak kulitnya. Cara sederhana tersebut akan menjawab semuanya. Apakah ‘Ada udang di balik batu’? (Ahfa)

 

Artikel Terkait

Artikel Terkait