GUDATAnews.com, Sydney
Australia – Tak banyak sosok yang multi talenta, tetap konsisten
menekuni hobi, berprestasi namun tetap aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka
sepanjang hayatnya.
Sosok
itu ada pada diri figur Kak Herman Suryadi. Beliau begitu menginspirasi banyak
orang, termasuk saya. Pertama kali mengenal Beliau pada saat aktif sebagai
anggota Pramuka Penggalang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu.
Beliau
saat itu menjadi Pembina Gugusdepan 0011-0012 Krida Taruna berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu. Penguasaannya tentang dunia Gerakan Pramuka
tidak perlu diragukan lagi.
Bertemu
Beliau membawa banyak sekali kenangan, terutama kehadirannya di setiap latihan
pada hari Minggu siang itu, harus berjuang dengan beragam godaan. Salah satunya
adalah godaaan tontonan ala dubbing Little Missi.
Kini
barangkali era dimana Televisi (TV) mulai menguasai kebebasan anak bermain di
luar rumah. Sekitar tahun 1990an, TV sudah mulai meracuni dan menjadi candu,
termasuk anak-anak SMP.
Ibarat
candu online game, gadget yang banyak menyerang anak-anak saat ini, sehingga
mereka seolah-olah kehilangan hasrat beraktifitas di dunia nyata.
Nisaul Fadillah, S.Pd, M.Si, kandidat Doctoral
di Western Sydney University-Australia. (Foto: Dokumen)
Jadi jika tak kuat
azzam (tekad), maka tentu berat hati meninggalkan layar kaca. Saya dan beberapa
teman memilih berganti kostum Pramuka lengkap dengan tongkat, di tengah terik
matahari menuju serta berjalan kaki menuju sekolah.
Kegiatan
Gerakan Pramuka mingguan ini jadwal dimulai dengan upacara bendera dan
rangkaian kegiatan paket Pramuka lainnya.
Kak
Herman selalu hadir dalam latihan kepanduan itu. Hanya mungkin ada kegiatan
saja dia alfa, itu pun sangat jarang terjadi. Saya dan teman-teman sangat
menyenangi kegiatan ini, terutama pada sesi Beliau menawarkan lagu kepramukaan
yang baru.
Setiap
latihan akan selalu ada lagu baru, ini asyiknya Pramuka. Di darah Beliau,
mengalir darah seni yang di atas rata-rata kita. Beliau biasa memenangkan
kompetisi festival sekelas keroncong dan seriosa masa itu.
Kemampuan vokalnya membuat beberapa lagu ringan yang dibawakannya terdengar jauh lebih indah. Dan inilah yang kami tunggu-tunggu, lagu kepanduan yang hampir selalu baru mengiringi latihan kami di saban Minggu. (Bersambung)
(Nisaul Fadillah,
S.Pd, M.Si, Alumni Gudep Krida Taruna Kota Bengkulu tahun 1991, Dosen Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang saat ini sedang menjalani Pendidikan
Doctoral di Western Sydney University-Australia).