rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Pesan Harian UJH: Ayah Ibu

 

Lahan mencari nafkah. (Foto: Mitradi HFA)

GUDATAnews.com, Bengkulu - Saat sudah besar dan dewasa apalagi sudah berkeluarga, baru kita memahami besar, berat dan kerasnya perjuangan ayah dan ibu. Ibu menyusui kita dengan tetesan air susunya sementara ayah mencari nafkah untuk kita dengan tetesan keringatnya.

Meskipun zaman terus berganti tetapi beban berat sebagai orang tua tidak mengenal zaman. Dahulu kerasnya perjuangan karena fasiltas hidup seadanya. Isi alam masih kaya semua yang ditanam Insha Allah berbuah. Ikan banyak dimana-mana cukup dengan pancing, bubu atau jala.

 


Kini zaman sudah dengan teknologi canggih, ayah ibu harus memeras otak buat bekerja. Lahan pertanian nyaris sudah tak lagi punya. Sebagai anak hendaknya kita sadar akan itu semua. Tak layak cuma duduk berpangku tangan diam dan tidak bekerja. Setidaknya membantu membereskan rumah.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَىَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr ra, ia bercerita, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw dan mengatakan, ‘Aku datang kepadamu untuk berbaiat hijrah dan kutinggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis. Rasul menjawab, ‘Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kau membuat mereka menangis.’’

(HR Abu Dawud)

Pagar Dewa, 06032023

Salam UJH. (Red)

Artikel Terkait

Artikel Terkait