GUDATAnews.com,
Bengkulu - Sedang
menjadi topik pembicaraan yang serius hingga Koordinator Nasional Jaringan
Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji ikut angkat bicara dan jagat
maya ramai membahas mengenai pelaksanaan wisuda di tingkat Taman Kanak-kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Sebagian warganet menginginkan kegiatan wisuda atau pelepasan siswa
di tingkat sekolah itu ditiadakan dan wisuda hanya dilakukan di tingkat
pendidikan tinggi saja.
Mengapa? Karena dinilai kurang bermanfaat dan hanya
menghabiskan uang saja. Dan tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan tentang
besaran uang yang dipungut untuk acara wisuda ini. Makna wisuda tidak sebanding
dengan biaya yang mereka keluarkan karena kebututuhan mereka yang lebih penting
jauh lebih banyak. Rasulullah pernah berdoa,
عَنْ عَائشةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا
فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا
فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ
Dari ‘Aisyah berkata, Rasulullah bersabda, “Ya Allah, Barang
siapa yang mengurusi urusan umatku,
lantas dia membuat susah mereka, maka susahkanlah dia. Dan barang siapa yang
mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia.”
Memang hal semacam ini akan jadi rumit ketika wisuda sekolah
dilarang. Sebab, disamping sekolah yang dikelola pemerintah ada juga sekolah
swasta merupakan lembaga pendidikan yang dikelola masyarakat memiliki
kemandirian dan keleluasaan dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk soal
penggunaan anggaran. Mereka bebas bisa mengatur acara, nama dan istilah dalam
perpisahan bahkan bisa menjadi icon bagi sekolah tersebut. Lalu apa langkah
kita? Tentu butuh suara dari masyarakat. Maka, bersuaralah.
Pagar Dewa, 20062023
Salam UJH. (Red)