rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Menimbun Barang pada Akhirnya Jadi Sampah (Hoarding Disorder)

 

Foto: Andika Robinson

GUDATAnews.com, Surabaya - Baru-baru ini, muncul video di media sosial tentang seorang perempuan yang tinggal di kamar kost yang sangat berantakan. Awalnya pemilik kost curiga dengan air yang terus mengalir dari lantai atas kost miliknya. Setelah ditelusuri ternyata air tersebut berasal dari salah satu kamar penghuni kost. Saat dibuka, kamar yang menjadi sumber aliran air ini pun dalam kondisi yang sangat mengejutkan.

Kamar perempuan tersebut tampak sangat berantakan dan kotor. Banyak sekali sampah berserakan di mana-mana bahkan di salah satu sudut terdapat tumpukan plastik yang sangat banyak. Bukan hanya kamar tidur, kamar mandinya juga tampak sangat kotor, banyak cucian yang sudah berapa lama tergeletak di sudut kamar mandi. Setelah video ini viral banyak netizen yang berkomentar bahwa wanita ini mengidap  Hoarding Disorder.

Apa itu Hoarding Disorder?

Hoarding Disorder adalah kesulitan membuang atau berpisah dengan harta miliknya karena merasa perlu untuk menyimpan barang tersebut. Orang dengan kelainan ini mengalami kesulitan dalam membuang barang-barang tersebut. Barang-barang yang menumpuk seringkali membuat rumah terasa sempit karena dipenuhi barang-barang yang tidak diperlukan. 

Proses dimana seseorang individu memutuskan untuk menyimpan atau membuang barang-barang yang sudah tidak berguna lagi sangatlah rumit karena banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Termasuk kebingungan pribadi dalam memilih barang mana yang akan dibuang dan barang mana yang sebaiknya dibuang. tidak boleh dibuang. atau mungkin individu tersebut beranggapan bahwa benda-benda tersebut tidak boleh dibuang begitu saja karena masih dapat digunakan atau digunakan di kemudian hari. 

Faktor penyebab Hoarding Disorder

Orang yang  lebih rentan terhadap gangguan Hoarding Disorder adalah mereka yang hidup sendiri dan memiliki inner child yang terluka sehingga sulit mereka lupakan dan penuh kekurangan.  Selain itu, gangguan menimbun juga dikaitkan dengan masalah kesehatan mental lainnya. Salah satunya adalah kecemasan, depresi, traumatis dan demensia.

Dampak dan akibat dari Hoarding Disorder

Pertama dampak bagi lingkungan, penumpukan barang-barang akan mempersempit ruang gerak serta memicu terbentuknya sarang-sarang hewan seperti kecoa dan tikus.

Dampak kedua bagi kesehatan, Dampak bagi kesehatan yang ditimbulkan tidak akan berdampak langsung, melainkan pengaruh dari dampak lingkungan yang kemudian memicu berbagai penyakit.

Dampak ketiga psikologis. Mayoritas Hoarder memiliki masalah pada orang terdekat terutama keluarga. Hal ini dikarenakan barang-barang kepemilikan sang penimbun akan mengganggu  ruang gerak anggota keluarga lain dan berbagai penyakit juga mengancam anggota keluarga lain.

Dalam beberapa kasus, Hoarding Disorder menyebabkan konflik rumah tangga hingga perceraian karena pasangan dari seorang Hoarder tidak tahan dengan gaya hidup seorang Hoarder (Winda, 2019).

Hoarding Disorder dalam teori Psikologi

Dalam teori psikologi Behavioristik dijelaskan bahwa perilaku individu merupakan hasil dari pengalaman yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan, perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku (response) berdasarkan hukum-hukum yang terjadi. Stimulans tidak lain adalah lingkungan, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab timbulnya suatu perilaku. Sedangkan, response adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans.

Hoarding Disorder merupakan perilaku yang salah satunya disebabkan oleh adanya pengalaman yang mendalam seperti memiliki barang-barang berharga dari peniggalan orang terkasih seperti orang tua yang sudah meninggal. Ini merupakan sebuah stimulus yang mengakibatkan individu sulit untuk berpisah dan adanya kecemasan jika jauh dari benda tersebut. Stimulus ini akhirnya akan membentuk sebuah respon yaitu penimbunan. (Andika Robinson)

Artikel Terkait

Artikel Terkait