GUDATAnews.com,
Mukomuko - Pasca
pemasangan spanduk larangan pertambangan batu atau galian C di Sungai Air
Berau, Kades, BPD, BMA, Kepala Kaum dan Karang Taruna Desa Lubuk Bento mendapatkan
undangan koordinasi dari Kecamatan.
Hal ini di lakukan melalui undangan Camat
dengan Nomor Surat O05/110/kec.04/III/2024 pada hari Rabu 27 Maret 2024
jam 09.00 WIB di Kantor Camat tentang Rapat Koordinasi tentang penolakan galian
C di sungai Air Berau dan Lubuk Bento.
Marusin, Ketua Adat Desa Lubuk Bento berkata, "Sejak
ratusan tahun yang lalu kami sudah menjaga kelestarian Sungai Air Berau dimana
kami sangat tergantung dengan sungai ini untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak
hanya itu,fungsi kelestarian Sungai Air Berau menjadi media tradisi budaya dan
kearifan masyarakat yang juga kami rawat secara turun temurun.’’
Tidak hanya perangkat desa, puluhan warga yang yang berasal dari Desa Lubuk Bento dan Air Berau Kecamatan Pondok Suguh juga turut hadir membersamai dalam pertemuan tersebut serta menunjukkan sikap serius menolak pertambangan batu di sepanjang Aliran Sungai Air Berau.
Alinurman, warga Desa Lubuk Bento berujar, "Kami sengaja hadir hari ini karena kami akan langsung memastikan Kades bertindak tegak lurus memastikan seluruh aspirasi masyarakat dan penolakan masyarakat terhadap penjahat lingkungan di sungai Air Berau terakomodir oleh negara."
M. Yakin, warga Desa Air Berau juga menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti melakukan penolakan sampai
dengan izin pertambangan batu/galian C di sungai Air Berau tersebut dicabut.
"Tahun 2012 pernah ada aktivitas yang sama di Sungai Air
Berau dan ditutup oleh masyarakat melalui Bupati Ichwan Yunus serta surat
penutupan diantar langsung oleh Bapak
Bupati ke kecamatan Pondok Suguh. Baru-baru ini kami juga mendapatkan dukungan
dari warga Desa Pondok Suguh, Air Bikuk, Batu Ejung dan Bunga Tanjung dimana
mereka juga sangat tergantung dengan Sungai Air Berau," tambahnya.
Sampai saat ini, masyarakat masih berupaya mendesak Bupati
Mukomuko untuk mengeluarkan rekomendasi pencabutan izin CV Genzhi Tiga Beradik
yang diperkirakan akan merusak kelestarian sungai Air Berau.(Rls)