rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Banjir Landa Bengkulu Utara dan Terjadi Berbagai Kerugian

 Banjir di Bengkulu Utara. (Foto: Dokumen)

GUDATANews.com, Bengkulu Utara – Banjir melanda wilayah Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara setelah terjadinya hujan lebat yang cukup lama pada Minggu 24 Oktober 2021.

Berdasarkan informasi yang dihimpun GUDATAnews.com, banjir antara lain melanda sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Palik Kabupaten Bengkulu Utara.

Akibat meningkatnya volume air yang tinggi membuat naiknya permukaan air sungai sehingga meluap.

Adapun dampak dari bencana alam banjir di Bengkulu Utara tersebut antara lain menggenangi sejumlah rumah warga, merendam lokasi pertanian milik para petani, dan menghentikan aktifitas masyarakat dalam mencari kebutuhan nafkah sehari-hari.  

Sementara itu, sebelumnya banjir dan tanah longsor juga telah melanda Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah terjadi setelah hujan lebat pada 18 – 19 Oktober 2021 lalu.

‘’Banjir yang menggenangi jalan raya di Desa Taba Terunjam Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas kendaraan,’’ kata Eka Oktarina, warga Bengkulu yang melalui jalan tersebut kepada GUDATANews.com, Selasa 19 Oktober 2021.

 Banjir di Bengkulu Utara. (Foto: Dokumen)

Ia menjelaskan, para pengendara harus bergantian melalui jalan raya yang tergenang banjir agar tidak terjebak sehingga kendaraan tak macet di tengah perjalanan.

‘’Sejumlah pengendara kendaraan bermotor malah terpaksa menunggu genangan banjir surut karena terlalu berisiko bila tetap nekad melalui genangan banjir yang cukup tinggi,’’ ungkapnya.

Banjir juga menggenangi jalan raya di wilayah Rawamakmur, Bentiring, Tanjung Agung, Sukamerindu, dan Tanjung Jaya Kota Bengkulu. Selain itu, sedikitnya puluhan rumah juga tergenang banjir di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Adapun lokasi yang mengalami bencana alam di Kabupaten Bengkulu Tengah antara lain Desa Taba Mutung (banjir dan tanah longsor), Desa Jambu (banjir), Desa Kelindang (banjir), Desa Penum (banjir), Desa Abusakim (banjir dan tanah longsor), Desa Srikuncoro (banjir), Desa Sidodadi (banjir),Desa Kancing (banjir), Desa Talang Empat (banjir), dan Desa Pulau Panggung (banjir).

Banjir yang selalu melanda Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah disebabkan meluapnya Sungai Air Bengkulu.

Sungai Air Bengkulu yang hulunya berada di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah dan hilirnya ke Kota Bengkulu, saat ini tidak mampu lagi menampung volume air ketika hujan lebat terjadi dalam durasi yang sangat lama.

Banjir di Bengkulu Utara. (Foto: Dokumen)
Ketidakmampuan aliran sungai menampung volume air hujan dikarenakan telah rusaknya lingkungan hidup. Hancurnya ekosistem antara lain terlihat dari luasnya hutan yang telah gundul akibat dibuka untuk lokasi tambang batu bara di sepanjang alur Sungai Air Bengkulu.

Selain itu, hutan juga rusak karena ditebang untuk dialihkan menjadi kebun yang tidak mampu mengatasi abrasi sehingga terjadi longsor ketika musim hujan tiba.

Beberapa tahun lalu, sejumlah wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, menjadi korban banjir bandang dan banjir besar. Akibat banjir tersebut menimbulkan korban jiwa, ribuan rumah terendam banjir, ratusan rumah rusak berat, sedang dan ringan.

Selain banjir, hujan lebat juga seringkali mengakibatkan tanah longsor. Longsornya tanah juga mengakibatkan tertutupnya jalan sehingga memacetkan arus lalu lintas selama berjam-jam.

Bahkan tanah longsor juga menimbulkan kerugian korban jiwa, kerusakan rumah, bangunan, tertimbunnya lahan persawahan dan kebun milik masyarakat.

Seharusnya, pemerintah dan warga bisa belajar dari bencana alam yang selalu berulang kali terjadi di berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu dan Indonesia. Bila tidak diperbaiki lebih baik maka bencana alam akan terus terjadi. (Mitradi HFA)

Artikel Terkait

Artikel Terkait