rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Belajar Ketekunan dari ‘Sang Pelopor’ Kak Herman Suryadi

Nisa (berdiri paling kanan). (Foto: Dokumen)

GUDATAnews.com, Sydney Australia – Kak Herman Suryadi sangat anti dengan orang yang tidak konsisten dan tidak tekun. Banyak anak-anak yang semangat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka, namun menghilang di pertemuan berikutnya. Atau lebih banyak bolos dari pada ikut latihan.

Beliau punya istilah khusus untuk anak-anak yang tidak giat dan tidak tekun ini yang acap disampaikan dengan sedikit sinis: ‘Angek-angek cirik ayam’.  Orang-orang yang hanya bersemangat di awal, namun pada akhirnya kendor lalu menghilang.

Bagi Beliau, sekali memutuskan sesuatu, maka wajib hukumnya untuk terus konsisten dan tekun. Jika tidak, ini akan berakhir sia-sia. Saya adalah orang yang bersepakat dengan itu. Saya sangat yakin sekali dengan kegigihan dan semangat pantang menyerah. Waktu akan membuktikan hasil yang akan terwujud. Saya banyak belajar dari Beliau akan arti dari ketekunan ini.

Eksistensi Kak Herman Suryadi tak hanya di dunia Gerakan Pramuka. Belakangan saya melihat kiprahnya juga dirasakan banyak orang. Selain seni suara, beliau juga berbakat dalam seni sastra.


Beliau sudah lama dipercaya membawakan acara ‘Pelangi sastra’ di Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Bengkulu, seingat saya sejak tahun 1991.

Acara seperti ini di kala itu, di tengah kelangkaan sumber belajar, cukup ditunggu para pendengar radio.  Sekalipun tidak rutin, saya kerap mendengar Beliau membaca puisi-puisi Beliau dan yang dikirim para pendengarnya.

Beliau melanjutkan dengan feedbacknya. Kritik sastranya bernas dan dia juga menguasai teknik penulisan sesuai pakem Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang selalu dibahasnya saat itu.

Untuk saya yang masih sangat muda kala itu, di samping ilmu yang bermanfaat, karena saya juga cukup suka membaca dan menulis, ada kebanggaan tersendiri mendengar Kakak Pembina Pramukaku yang tak hanya eksis di lapangan Pramuka. Suara Kak Herman Suryadi di radio itu membuat semangat sebagai anggota Gerakan Pramuka saya kian terpupuk dan terus tumbuh subur. (Tulisan ketiga, Bersambung)

(Nisaul Fadillah, S.Pd, M.Si, Alumni Gudep Krida Taruna Kota Bengkulu tahun 1991, Dosen Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang saat ini sedang menjalani Pendidikan Doctoral di Western Sydney University-Australia).


Artikel Terkait

Artikel Terkait