rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Pesan Harian UJH: Otonomi yang Belum Sepenuhnya Otonom

 

Kerusakan alam akibat tambang batu bara di Bengkulu Utara. (Foto: Dokumen)

GUDATAnews.com, Bengkulu - Bila dilihat dari besarnya sumber daya alam dan kekayaan yang dikandung dalam perut bumi tanah Indonesia memang tidak layak lagi ada penduduk miskin di negeri ini, tapi kenyataannya berbanding terbalik. Sumber daya alam dan kekayaan alam tidak sepenuhnya dinikmati oleh rakyat tetapi dikuasai oleh pemilik tambang atau perusahaan perkebunan. Kita hanya pekerja kasar saja. Tentu ini ada sebabnya. Salah satu sebabnya adalah karena aturan yang tidak berpihak.

Semisal hasil tambang atau perkebunan. Bertahun-tahun perkebunan besar atau tambang batu bara menguras isi bumi di daerah penghasil tapi coba lihat masyarakat sekitar tambang atau perkebunan. Alih-alih makin kaya. Justru sebaliknya makin terpuruk karena lahan mereka sudah habis. Pihak perusahaan paling banter membantu dengan dana CSR.

 


Mengapa demikian? Semua dikuasi negara. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau royalti batu bara pun tidak sepenuhnya dinikmati oleh daerah karena sudah diatur pemerintah. Kita hanya kebagian 80 persen. Semestinya total royalti dari batu bara 100 persen untuk daerah sebab pemerintah pusat bisa mengambil dari sumber lain. Sayangnya ini dibiarkan saja oleh para wakil rakyat kita karena belum pernah terdengar gugatan tentang itu. Apalagi hasil CPO. Kemana perginya? Berapa juta barel ton. Wallahu a'lam.

Pagar Dewa, 30102022

Salam UJH. (Red)

Artikel Terkait

Artikel Terkait