rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

HERMAN SURYADI, SOSOK PEMBINA PRAMUKA PELOPOR DAN MANUSIA MULTITALENTA

 


GUDATAnews.com, Bengkulu - Kak Herman Suryadi, S.Pd., M.Pd., adalah Pembina Pramuka Gugusdepan (Gudep) Krida Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu sejak tahun 1982. Beliau memberikan ilmu tambahan kepada para anggota Pramuka Penggalang tiap malam Minggu dan malam Senin, ketika banyak orang lain pada akhir pekan lebih memilih untuk beristirahat. Suasana alam yang masih asri, suara kodok, sinar kunang-kunang, dan lampu berbahan bakar minyak tanah menjadi saksi bisu atas kiprah Kak Herman Suryadi. Sedangkan latihan wajib Gudep Krida Taruna berlangsung tiap hari Minggu.

Bila ingin sukses, seorang anggota Gerakan Pramuka harus mempunyai prinsip hidup ‘jadi pelopor bukan pengekor,’’ demikian pesan Kak Herman Suryadi, selaku Pembina Pramuka kepada seluruh anggota Gerakan Pramuka Gudep Krida Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu.

Prinsip semangat Jadi Pelopor Bukan Pengekor dinarasikan Kak Herman Suryadi dalam bait-bait lagu yang beliau ciptakan pada 8 Oktober 1985.

MARS KRIDA TARUNA GUGUS DEPANKU

Krida Taruna gugus depanku

Tempat latihan menimba ilmu

Luar sekolah menjadi pandu

Giat si muda mengisi waktu

 

Hai kawan-kawan semua

Lebih utama dikau pramuka

Bersikap sopan patuh dan takwa

Gemakan Dasadarma hai insan Pancasila

 

Krida taruna gugus depanku

Padang baktiku mengabdi tinggi

Riang berkarya hati menyatu

Kusembahkan ‘tuk ibu pertiwi

 

Hai kawan-kawan semua

Lebih mulia dikau pramuka

Jadi pelopor bukan pengekor

Jayalah gugus depan kami Krida Taruna

 

Prinsip hidup Jadi Pelopor Bukan Pengekor menjadi penyemangat bagi semua anggota Gerakan Pramuka yang kini menjadi Gudep Krida Taruna-Krida Srikandi yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, ketika melaksanakan semua kegiatan. Dengan prinsip tersebut, semua kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan harus mengacu kepada aturan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Untuk mengetahui informasi dan perkembangan dunia kepramukaan terbaru, Kak Herman Suryadi sering kali berangkat ke Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jakarta. Tujuan beliau ke sana, tidak lain untuk membeli buku maupun berbagai perlengkapan bagi anggota pramuka di Gudep. Selain itu, berlangganan Majalah Pramuka yang diterbitkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjadi kebutuhan agar pengetahuan anggota Gudep terus bertambah. Semua informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dari buku maupun majalah, diterapkan dalam semua kegiatan di Gudep. Tidak mengherankan Gudep Krida Taruna-Krida Srikandi Kota Bengkulu selalu melakukan hal-hal yang baru. Bahkan tak pernah kehabisan ide kreatif dalam berinovasi.

Kak Herman Suryadi sudah berada di pangkalan gudep SMP Negeri 6 Kota Bengkulu sejak Sabtu sore. Meskipun latihan rutin sebenarnya dijadwalkan tiap pada Hari Minggu pukul 14:00-17:30 WIB. Beliau baru pulang setelah Salat Subuh pada Hari Senin. Selanjutnya langsung berangkat mengajar ke salah satu sekolah dasar yang berada di Gunungselan, Kabupaten Bengkulu Utara. Di luar jadwal latihan rutin hari Minggu, para anggota Pramuka Penggalang bisa berkreasi dan berdiskusi untuk melaksanakan berbagai kegiatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

Salah satu ide kreatif Kak Herman Suryadi dan didukung oleh Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan (Kamabigus) Kak Kisman Suwandi, diterbitkanlah media cetak Buletin GUDATA. Media tersebut berisikan berbagai informasi tentang Gerakan Pramuka. Buletin GUDATA merupakan satu-satunya media cetak yang pernah diterbitkan di tingkat gugusdepan yang ada di Kwartir Daerah 07 Bengkulu. Era kekinian, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, media GUDATA bertransformasi menjadi website gudatanews.com.

Selain itu, para anggota Pramuka Penggalang di gudep juga bisa mengasah kemampuan sebagai penulis berita. Biasanya Kak Herman Suryadi yang juga sebagai wartawan Surat Kabar Mingguan Semarak, mengajak anggota Pramuka Penggalang tersebut pada saat melakukan wawancara kepada sumber berita.

Para anggota Pramuka Penggalang di Gudep Krida Taruna juga diajak Kak Herman Suryadi terlibat dalam menulis naskah dan mendampingi beliau pada saat membawa acara “Derap Pramuka Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Bengkulu maupun Gema PramukaRadio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Bengkulu. Berkat kerja sama Gugusdepan yang beliau pimpin dengan pihak RKPD Bengkulu, maka dilaksanakan pula kegiatan Hiking Angkasa Wisata yang merupakan kegiatan hiking mengunjungi berbagai daerah tujuan wisata yang ada di Kota Bengkulu.

Dalam mengumpulkan dana untuk kegiatan, Kak Herman Suryadi berhasil membuat terobosan. Antara lain dengan melibatkan anggota Pramuka Penggalang membuat kue bolu untuk dijual di kantor-kantor lembaga pemerintah maupun swasta pada awal bulan. Sehingga dalam kegiatan penggalangan dana tersebut, terkumpul donasi yang melebihi target.

Untuk memberikan tantangan agar berprestasi maksimal, Kak Herman Suryadi berkata bahwa anggota Gerakan Pramuka Gugusdepan Krida Taruna Bengkulu harus bisa tampil di tingkat nasional bila ingin berhasil. Berkat kerja keras Kak Herman Suryadi, anggota Gerakan Pramuka Gugusdepan Krida Taruna-Krida Srikandi mampu menggapai prestasi di tingkat Kwartir Cabang Gerakan Pramuka 0704 Kota Bengkulu, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka 07 Bengkulu, bahkan hingga ke tingkat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Adapun prestasi tingkat Nasional yang diraih oleh anggota Gudep Krida Taruna antara lain sebagai peserta Gladian Pemimpin Regu, peserta Jambore Nasional, dan peserta Lomba Tingkat V Nasional.

Selanjutnya, berkat kalimat motivasi Jadi Pelopor Bukan Pengekor, para alumni Gerakan Pramuka Gudep Krida Taruna-Krida Srikandi Kota Bengkulu mampu berprestasi di lingkungan kerja masing-masing. Kini, mereka telah banyak yang sukses berkiprah di Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta, ada pula yang telah menjadi kepala dinas, Komandan Distrik Militer (Kodim), dosen di perguruan tinggi, guru di sekolah negeri maupun swasta, wartawan di media nasional, petani yang sukses, pedagang, pengusaha, Pelatih Pembina dalam dunia kepramukaan, dan profesi yang lain.

Menjelang meninggal dunia pada 9 Mei 2021, Kak Herman Suryadi mampu dan sukses menggerakan kegiatan Temu Alumni anggota Gugus Depan Krida Taruna-Krida Srikandi (Gudep KT-KS)”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu pada 9-10 Januari 2021.

Ajang temu alumni mampu melahirkan  program kerja yang bertujuan memberikan manfaat bagi semua anggotanya. Setelah puluhan tahun para alumni Gudep KT-KS Kota Bengkulu tak bertatap muka antar generasi. Pada saat itu, seolah-olah Kak Herman Suryadi memberikan isyarat agar selalu menjalin silaturahmi. Jangan sampai seperti kacang yang lupa kepada kulitnya.

Bila diibaratkan kebun, para alumni Gudep KT-KS Kota Bengkulu adalah kebun yang siap untuk dipanen buahnya, dimanfaatkan untuk meneruskan semangat Jadi Pelopor Bukan Pengekor dan terus berprestasi. Meskipun Kak Herman Suryadi telah tiada, tetapi semangatnya terhadap organisasi Gerakan Pramuka harus terus dilanjutkan. Semua itu demi kebaikan generasi muda di masa yang akan datang.

Kak Herman Suryadi, S.Pd, M.Pd. (berdiri paling kanan) bersama Kamabigus Gudep Krida Taruna pangkalan SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Kak Kisman Suwandi (berdiri paling kiri) serta 8 Pramuka Penggalang peserta Jambore Nasional 1986 utusan Gudep Krida Taruna. (Foto: Dokumen)


PEMBINA PRAMUKA SEGUDANG PRESTASI

Kak Herman Suryadi, S.Pd., M.Pd., lahir di Bengkulu, 16 Juni 1960. Putra ke-6 dari Bapak Ahmad Gafur dan Ibu Sawiyah. Menamatkan pendidikan di SD Negeri 10 Kodya Bengkulu (1970), SMP Negeri 1 Kodya Bengkulu (1977), SPG Negeri Kodya Bengkulu (1981), D-II PGSD FKIP Universitas Terbuka (1996), S-1 PGSD FKIP Universitas Terbuka (2004), dan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu (2009).

Bekerja sebagai guru Sekolah Dasar sejak tahun 1981. Pernah meraih predikat Guru Teladan II Kecamatan Teluksegara (1994), Guru Teladan I Kecamatan Teluksegara, Guru Teladan I Kodya Bengkulu, Guru Teladan I Provinsi Bengkulu (1996), dan Finalis Guru Teladan Nasional di Jakarta (1996). Predikat  tersebut kembali beliau ukir dengan meraih gelar Guru Berprestasi I Kecamatan Muarabangkahulu, Guru Berprestasi I Kota Bengkulu, Guru Berprestasi I Provinsi Bengkulu, dan Guru Berprestasi III Nasional di Jakarta (2011). Pada tahun yang sama juga, beliau meraih reward Guru Berprestasi dari Kementerian Pendidikan Nasional untuk Penguatan Pendidikan ke Jepang. Beliau berakhir bertugas di SD Negeri 88 Kota Bengkulu (2020).

Pernikahan beliau dengan seorang gadis asal Banjarnegara, Jawa Tengah, Sri Mulyaningsih, dikarunia 4 orang putra yakni: Pandu Jatra Suryaningrat, S.E., Herdian Dwinusa, S.Kom., Muhammad Tahta Fajrianto, A.Md., dan Kun Fadila Wiranaba, S.M.

Sementara itu, Organisasi Gerakan Pramuka tetap dipilihnya sebagai wadah persaudaraan, tempat menimba pengetahuan, keterampilan di luar sekolah maupun di luar rumah. Ia mulai bergabung tahun 1978. Pendidikan kepramukaan diikutinya yaitu Kursus Mahir Tingkat Dasar (di Bengkulu, 1979), Kursus Mahir Tingkat Lanjutan (di Argamakmur, Bengkulu Utara, 1985), Kursus Pelatih Tingkat Dasar (di Palembang, Sumatera Selatan, 1986), dan Kursus Pelatih Tingkat Lanjutan (di Cibubur, Jakarta Timur, 2014).

Kegiatan kepramukaan lain yang pernah diikutinya antara lain: tahun 1982 bertugas dalam kepanitiaan Lomba Tingkat V Nasional dan Raimuna Nasional  di Cibubur, Jakarta Timur selaku Information Desk di Humas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka; tahun 1983 peserta Karang Pamitran Nasional (KPN) I di Cibubur, Jakarta Timur; tahun 1987 menjadi Tim Monitoring Kegiatan Lomba Tingkat V Nasional di Cibubur, Jakarta Timur utusan Kwartir Daerah 07 Bengkulu; tahun 1989 mengikuti Kegiatan Penyegaran Pelatih Nasional di Cibubur, Jakarta Timur; tahun 1991 sebagai Pembina Pasukan Putra (Binpaspa) Kontingen Jambore Nasional di Cibubur, Jakarta Timur; dan tahun 1992 menjadi peserta Penyuluhan dan Pelatihan Pembina Pramuka Peduli Filateli Nasional di Cibubur, Jakarta Timur.

Setelah berstatus sebagai Pelatih Pembina Pramuka, beliau aktif duduk di Andalan Kwartir Cabang Kotamadya Bengkulu dan Kwartir Cabang Bengkulu Utara. Pada tahun 1983-1985 menjadi Pengasuh Acara Derap Pramuka Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Bengkulu. Tahun 1986-1988 menjadi Pengasuh Acara Gema Pramuka Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Bengkulu. Tahun 1986-1987 menjabat Ketua Korps Pelatih Kwartir Daerah 07 Bengkulu masa periode pengganti antarwaktu. Tahun 1998 menerima Penghargaan Lencana Pancawarsa III. Tahun 2014-2019 sebagai Kepala Pusdiklatcab Kwartir Cabang 0704 Kota Bengkulu. Tahun 2019-2021 menjabat sebagai Wakil Ketua Andalan Kwartir Cabang 0704, sekaligus membidangi Komisi C Pembinaan Anggota Dewasa Kwartir Cabang 0704 Kota Bengkulu.

Sejak tahun 1976, Kak Herman mulai menulis puisi, prosa, drama, dan artikel. Karyanya pernah dimuat di berbagai media cetak lokal dan nasional. Di antaranya di Majalah Kawanku, Hai, Teruna, Kucica, Majalah Pramuka, Warta Pramuka, Sarinah, Mingguan Merdeka, Tabloid Asah, Tabloid Jelita, Media Sekolah (Jakarta), Sahabat Pena (Bandung), Minggu Pagi (Yogyakarta), Mingguan Semarak, Harian Semarak, Harian Rakyat Bengkulu, Media Bengkulu, Benteng, Tobo Kito, dan Harian Bengkulen Pos (Bengkulu).

Prestasi kejuaraan menulis/ mengarang yang pernah diraihnya: Juara II Mengarang Puisi Seprovinsi Bengkulu Balada Nyamuk Republik (1980), Juara II Mengarang Prosa Kembang-kembang Dalam Belukar (1981), Juara III Mengarang Naskah Drama Daerah Bengkulu Putri Mayang Terurai (1983), Juara I Mengarang Puisi Warakawuri (1983), Juara I Mengarang Prosa Burniat (1984), Juara II Mengarang Naskah Drama Radio Selamat Tinggal Si Jambul Merah (1987), Juara III Menulis Buku Teks IPS SD Bengkulu Kemarin dan Hari Ini(1988), Juara I Mengarang Buku Bacaan tingkat Provinsi Bengkulu Bahana Camar dan Cemara(1993) dan buku yang sama juga mendapat juara II Nasional Penulisan Buku Bacaan Anak oleh Pusat Perbukuan di Jakarta (1993). Juara I Menulis Buku Cerita Anak Ketika Raflesia Berbunga (1994), Juara II Menulis Kumpulan Puisi Anak Aku Ingin Jadi Presiden(1999), Juara II Menulis Cerita Anak Mastodon versus Monster(2000), Juara Harapan I Menulis Cerita Bergambar Anak Impian Si Lumang (2000), dan Juara I Lomba Bertutur se-Sumatra di Padang, Sumatra Barat (2002).

Pada tahun 2017, Salah satu buku beliau yang berjudul The Carm of Bengkulu in Indonesia Postage Stamp, pernah mendapatkan penghargaan dan diikutsertakan dalam Pameran Filateli Internasional kelas literatur filateli di Singapura.

Sejumlah karya-karya Kak Herman Suryadi antara lain: 14 judul buku fiksi tunggal, 4 judul buku nonfiksi tunggal, 27 judul buku kumpulan puisi bersama (antologi puisi), dan 2 judul buku kumpulan cerpen bersama (antologi cerpen).

Buku Fiksi yang terbit tunggal adalah Novel Anak Bahana Camar dan Cemara (Balai Pustaka Jakarta, 1995), Novel Anak Ketika Raflesia Berbunga (Adicita Karya Nusa Yogyakarta, 2001), Kumpulan Puisi Anak Aku Ingin Jadi Presiden (Wanda Putra Persada Semarang, Jawa Tengah, 2002), Novel Anak Mastodon versus Monster(Menara Mega Persada, Banten, 2001), Buku Cerita Anak Putri Gading Cempaka, Balai Buntar, dan “Benteng Marlborough(PKK Provinsi Bengkulu, 2004 dan Citra Sahabat Bengkulu, 2010), Kumpulan Puisi ‘‘Simfoni Tanah Lahirku’’ (Oksana, Sidoarjo, Jawa Timur, 2014), Kumpulan Puisi Gerhana Bulan di Danau Dendam (Oksana, Sidoarjo, Jawa Timur 2014), Kumpulan Cerpen Jatra dan Zoria (Vio Publisher Medan, Sumatra Utara, 2015), Kumpulan Puisi Tukang-Tukang dan Dendam Danau Dendam (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2015), Kumpulan Cerpen Penghuni Taman Hati (Pustaka Puitika, Yogyakarta, 2015), Kumpulan Puisi Sakura dan Raflesia (Kaifa Publishing Bandung, Jawa Barat, 2016), Kumpulan Puisi Selamat Pagi Bengkulu (LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Timur, 2019), Kumpulan Puisi Gairah Bulan Merah Darah (LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019), dan Kumpulan Puisi Semburan Dusta (LovRinz Publishing, Cirebon, Jawa Barat, 2020).

Buku Kumpulan Puisi bersama adalah Riak 1 (Forum Sastra Bengkulu, 1991), Riak 2 (Forum Sastra Bengkulu, 1992), Riak 3 (Forum Sastra Bengkulu, 1993), Monolog (Taman Budaya Bengkulu dan Forum Sastra Bengkulu, 1994), Bunga Rampai (Taman Budaya Bengkulu, 1995), Refleksi Setengah Abad Merdeka (Taman Budaya Surakarta, Jawa Tengah, 1995), Kebangkitan Nusantara II (Studio Seni Sastra Kota Batu, Jawa Timur, 1995), Besurek (Taman Budaya dan Forum Sastra Bengkulu, 1996), Galanggang (Dewan Kesenian Padang, Sumatra Barat, 2003), Pelatuk (Teater Andung Bengkulu, 2004), Maharaja Disastra(Taman Budaya Bengkulu dan Ombak Yogyakarta, 2006), Sumatera Disastra (Taman Budaya Bengkulu, 2006), Cinta itu Bernama Indonesia (Smart WR Yogyakarta, 2014), Kepada Tuan Presiden (Camar Makassar, Sulawesi Selatan, 2014), Goresan-Goresan Indah Makna Kasih Ayah Bunda (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2014), Terima Kasihku untukmu, Guru (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2014), Kado Puisi untuk Bengkulu’’ (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2012), Ibu Dalam Balutan Rindu (FAM Publishing Pare Kediri, Jawa Timur, 2015), Ketupek Bengkulu (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2016), Gerhana Matahari di Langit Fort Marlborough (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2016), Wajah Berseri Kepahiang Alami (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2016), Gurita dan Pantai Kaur(Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2016), Kursi Piti Mutasi(Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2017), Sekebek Rindu Kito(Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2017), Seputih Kembang Kopi Semerah Stroberi(Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), Bianglala di Langit Utara(Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), Swarang Patang Stumang (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017),Samba Lokan Mukomuko(Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2019), Janji Kita di Bendungan Seluma (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2019), “Bulan Tabot Bengkulu (LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019),Ikona Korona(LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2020), dan Sesudah Zaman Tuhan (Siger Publisher Lampung Selatan, 2020).

Buku Kumpulan Cerpen bersama beliau adalah Sosok Hebat Itu Berlabel Emak(Halaman Moeka Jakarta, 2012) dan “Batu Akik Cempaka Merah (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2015).

Buku Nonfiksi karya beliau adalah IPS Mulok Bengkulu SD Kelas 5 (PT Pabelan Cabang Bengkulu, 1997), Bung Karno Dalam Pengasingan di Bengkulu Ed. (Aksara Press Jakarta, 2003), Jejak Karya 20 Pengarang Provinsi Bengkulu (FAM Publishing Pare Kediri, Jawa Timur, 2015), Galeri Puisiku (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2016), Pengalaman Pertama Menjadi Guru (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), Seputar Dongeng Mendongeng untuk Guru dan Orangtua(Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), Profil 50 Pengarang dari Provinsi Bengkulu(LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019), dan Sehimpun Lirik Lagu-Lagu untuk Pramuka (LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019).

Kak Herman pernah juga mengasuh acara Taman Harapan Kucicadan Tokoh Kitadi Radio Republik Indonesia (RRI) Bengkulu (1979-1985). Sempat pula menjadi Wartawan Surat Kabar Mingguan (SKM) Semarak Bengkulu terbitan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dengan nomor pokok SB-20 (1986-1987). Beliau juga pernah menjadi Pengasuh Siaran Pelangi SastradanObrolan Celoteh Selengekdi Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Tingkat I Provinsi Bengkulu (1988-1998).

Selain itu, beliau juga mengasuh beberapa rubrik antara lain: “Kecek Kito AjoHarian Semarak Bengkulu (1992),Kecek Tobo KitoMingguan Tobo Kito Bengkulu (1998), Galeri SastraHarian Rakyat Bengkulu (2005), Celoteh Selengek dan rubrik khusus anak-anak Abeng di Harian Bengkulen Pos (2006).

Pernah aktif di Pengurus Forum Sastra Bengkulu (1991-2004), Pengurus Himpunan Pengarang Indonesia (HPI) Aksara Bengkulu (1994-2021), dan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Daerah Provinsi Bengkulu (1999).

Pernah juga diundang sebagai Peserta Pertemuan Sastrawan Nusantara IX (1997) di Padang, Sumatra Barat; Peserta Kongres VIII Bahasa Indonesia di Jakarta (2003); Peserta Kongres IX Bahasa Indonesia di Jakarta (2008); dan Peserta Kongres X Bahasa Indonesia di Jakarta (2013). Selain itu, pernah pula menghadiri Pekan Sastra Balai/ Kantor Bahasa se-Sumatra di Pekanbaru, Riau (2014); Pekan Sastra Balai/ Kantor Bahasa se-Sumatra di Jambi (2015); dan Pekan Sastra Balai/ Kantor Bahasa se-Sumatra di Bengkulu (2016). Pada ketiga Pekan Sastra tersebut, beliau bertindak selaku anggota dewan juri Lomba Mendongeng Guru PAUD dan menghadiri Temu Sastrawan se-Sumatra.


Peserta Temu Alumni Gudep Krida Taruma – Krida Srikandi pangkalan SMP Negeri 6 Kota Bengkulu di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, 9-10 Januari 2021. (Foto: Dokumen)

MANUSIA MULTITALENTA

Berbicara tentang Kak Herman Suryadi yang juga akrab disapa Kakaktua Raja, sudah tidak diragukan lagi kiprahnya. Beliau merupakan perpaduan sosok manusia yang multitalenta. Beliau seorang guru, pembina pramuka, pelatih pramuka, seniman, penyiar radio, penulis buku, aktivitis yang tergabung di dalam banyak organisasi, sekaligus pemikir yang andal, aktual, dan fenomenal,ungkap Yovi Guantara Tanjung, S.AB., anak ideologis binaan Kak Herman Suryadi yang kini menjadi novelis dan praktisi sastra.

Sementara Tasmiyati, S.Pd., alumnus Gudep Krida Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu dan kini mengabdi sebagai guru SD Negeri 158 Bengkulu Utara berkata,

Kak Herman Suryadi adalah sosok Pembina Pramuka Penggalang yang selalu disiplin waktu. Semua perkataan yang beliau sampaikan selalu diikuti dengan perbuatan nyata. Ilmu yang beliau berikan membuat kita percaya diri untuk beragumentasi dalam mempertahankan kebenaran.

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bengkulu Tengah dan Ketua Kwartir Cabang Harian Gerakan Pramuka Kabupaten Bengkulu Tengah, Apileslipi, S.Kom., M.Si., bertutur,

Saya berani tampil di depan umum berkat dibina Kak Herman Suryadi karena mengikuti berbagai lomba utusan dari Gudep Krida Taruna yang berpangkalan SMP Negeri 6 Kota Bengkulu. Saat bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara, saya berusaha menciptakan program baru yang bermanfaat.”

Komandan KODIM 0408 Bengkulu Selatan-Kaur, Letkol. Inf. Aswin Suladi, S.E., M.Ak., alumnus Pramuka Penggalang Gudep Krida Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu berujar,

Kak Herman Suryadi merupakan sosok Pembina Pramuka yang tegas, sederhana, dan tulus ikhlas dalam berbagi ilmu.’’

Nisaul Fadillah, S.Pd., M.Si., alumnus Gudep Krida Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, dan Kandidat Doktoral di Western Sydney University-Australia menyatakan,

‘’Tak banyak sosok yang multitalenta, tetap konsisten menekuni hobi, berprestasi namun tetap aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka sepanjang hayatnya. Sosok itu ada pada figur Kak Herman Suryadi. Beliau begitu menginspirasi banyak orang, termasuk saya.’’

Beberapa pendapat di atas berasal dari alumni dalam dunia kepramukaan yang telah sukses berkiprah dalam dunia kerja berkat ilmu, motivasi, dan tempaan Kak Herman Suryadi. Seperti kata pepatah bahwa harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggal nama. Pada kenyataannya, Kak Herman Suyadi meninggal dunia melahirkan banyak manusia sukses di bidangnya masing-masing. Tentu saja semua kesuksesan itu berkat semangat beliau, “Mengabdi Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa.” [Mitradi]

Artikel Terkait

Artikel Terkait