GUDATAnews.com,
Bengkulu - Nisfu
Sya'ban artinya pertengahan bulan Sya'ban. Pertanda bulan Ramadhan akan segera
tiba. Hanya saja akhir-akhir ini campur aduk antara hadits sohih, hadits lemah
dan hadits-hadits palsu justru lebih populer daripada hadits sohih.
Tidak sedikit yang mengatakan nisfu sya'ban adalah amalan
bid'ah. Lalu, bagaimana sebenarnya amalan malam nisfu Sya'ban? Sayyidah Aisyah
RA berkata:
يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ:
لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ
صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa
hari sampai kami katakan, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang
beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa.
Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa
sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau
berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Selain memperbanyak puasa sunnah di siang hari selama bulan
Sya'ban terutama puasa yang sunnah muakkadah. Malam nisfu Sya'ban memperbanyak
istighfar, baca Al quran (tidak mesti surah yasin) shalat malam seperti shalat
hajat, shalat tahajud dan shalat witir. Dan yang lebih dari itu adalah tidak
terlalu mengistimewakan 1 malam yakni malam nisfu Sya'ban tetapi memperbanyak
amal di bulan Sya'ban.
Pagar Dewa, 08032023
Salam UJH. (Red)