GUDATAnews.com,
Bengkulu - Selama
ini yang kita tahu dan berdasarkan pengalaman orang-orang yang sudah pulang
haji atau umroh bahwa pasang niat tempat di Bir Ali. Sekitar 7 kilo meter dari
kota Madinah. Itu jika berangkat haji pada gelombang pertama. Nah, bagaimana
kalau gelombang kedua?
Sejak berihram dari bandara atau tanah air calon jamaah haji
tidak langsung berniat atau memasang niat umroh karena masih terlalu jauh dari
tempat miqat. Oleh karena itu memasang niat menunggu petunjuk dari pembimbing.
Boleh saat di atas pesawat bila sudah sampai di atas Yalamlam. Kita sudah di
atas Yalamlam akan diberi tahu oleh crew Garuda Indonesia yang membawa jamaah
haji Indonesia. Termasuk bila tiba waktu-waktu shalat mereka akan memberi tahu
kepada jamaah. Pilihan kedua memasang niatnya setelah tiba di Bandara King
Abdul Aziz.
Ada 2 hal yang dikerjakan yakni shalat sunnah ihram dan
memasang niat. Bila masih dalam pesawat atau dalam perjalanan maka shalat
sambil duduk di dalam pesawat. Jika menunggu tiba di bandara maka shalatnya
normal seperti shalat sunnah biasa. Shalat sunnah ihram dilaksanakan
masing-masing artinya tidak berjamaah sebanyak 2 rakaat. Sedangkan memasang
niat biasanya dibimbing. Hadits nabi,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلّّمَ يَقُوْلُ لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّاً
“Dari Anas r.a. berkata: Saya mendengar Rasullah saw
mengucapkan, “Labbaika, aku sengaja mengerjakan umrah dan haji”.” (HR. Muslim).
Boleh ditambah dengan doa
إن حبسني حابس فمحلي حيث حبستني
“Jika diriku terhalang, maka tempat tahallulku di tempat aku
terhalang.”
Pagar Dewa, 13052023
Salam UJH. (Red)