rza3z0iXwfrhP0Bo61a36W2lz3i7Fxgii3ShC0NK

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

SMAM 4 Kota Bengkulu Diet Karbon dengan PLTS Gotong Royong (3)

Laboratorium Komputer SMAM 4 Kota Bengkulu bersumber PLTS. (Foto: Mitradi) 

GUDATAnews.com, Kota Bengkulu - Saat ini di wilayah Provinsi Bengkulu memiliki 7.297 megawatt  potensi energi bersih dan baru dimanfaatkan 259 megawatt (sumber IESR 2018).

Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Bengkulu Tahun 2019 potensi energi bersih dari tenaga matahari sebesar 3.475 megawatt, air sebesar 945 megawatt, dan angin sebesar 1.513 megawatt.

Penggunaan energi bersih adalah solusi untuk mengantisipasi perubahan iklim. Perubahan iklim adalah perubahan besar dalam suhu, curah hujan, pola angin, dan lainnya yang terjadi selama beberapa dekade atau lebih. Penyebab perubahan iklim terjadi akibat meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca pada lapisan atmosfir.

Selain itu, dampak dari perubahan iklim yaitu cuaca ekstrem, kebakaran hutan, meningkatnya risiko kekeringan, kebanjiran, kenaikan permukaan air laut, banjir rob, dan hasil pertanian menurun.

Kemudian, pembakaran batu bara adalah salah satu pemicu perubahan iklim. Energi fosil yang tidak dapat diperbarui saat ini masih menjadi primadona untuk pemenuhan energi. Padahal potensi energi bersih melimpah, dan ramah terhadap lingkungan seperti matahari, gelombang laut, dan angin.

Juru Kampanye 350.org Irfan Toni menyatakan bahwa di tengah krisis iklim yang saat ini melanda dunia, gerakan sekolah energi bersih merupakan tindakan nyata untuk bisa dikembangkan sekolah lainnya di Indonesia.

Panel Surya PLTS Gotong Royong dan Kepala SMAM 4 Kota Bengkulu, Sutanpri. (Foto: Mitradi) 

Kerusakan lingkungan makin memprihatinkan dengan meningkatnya emisi karbon saat ini 440 ppm di udara dan tidak sehat bagi mahluk hidup.

Pengkampanye Energi Greenpeace, Bondan Andriyanu menjelaskan bahwa bahaya abu pembakaran batu bara yang keluar dari cerobong PLTU tidak terlihat dengan mata telanjang.

Jika  terhirup manusia, abu batu bara yang mengandung SO2, NO2, PM 2.5 masuk ke dalam tubuh ke jaringan darah dan merusak jaringan otak bahkan mengakibatkan kematian dini.

Sudah saatnya kita semua segera memanfaatkan sinar matahari, angina,  dan gelombang laut  sebagai  sumber energi melalui program listrik tenaga surya, turbin  angina serta gelombang laut.

Dengan mencegah polusi udara maka lingkungan hidup akan menjadi lebih sehat. Energi seperti PLTU Batu Bara membuat kotor udara dan mengakibatkan penyakit saluran pernafasan.

Dengan gangguan pernafasan, sangat berisiko tertular virus Covid-19 yang kini menjadi pandemi global. Bila kita ingin hidup sehat, sudah saatnya beralih ke sumber energi yang jauh dari polusi udara. Mari dukung Gerakan #AyoDietKarbon. (Selesai/ Mitradi)

  

Artikel Terkait

Artikel Terkait