GUDATAnews.com, Bengkulu Tengah – Menyelusuri
di sepanjang jalan terlihat rumah di pinggir jalan tertata rapi.
Saya memasuki sebuah Dusun yang jauh dari kata ramai.
Alam pedesaan yang ramah dengan siapa saja yang datang. Tutur
sapa warga yang saya jumpai begitu ramah, padahal mereka sama sekali belum
mengenal saya.
Langkahku terhenti ketika bertemu dengan rumah asli masyarakat
setempat.
Rumah asli masyarakat Suku Rejang. Rumah adat Suku Rejang yaitu
Rumah Dua Panggung.
Saya sempat ngobrol santai bersama Pak Raden,salah seorang yang masih
bertahan dan merawat rumah asli masyarakat setempat di Desa Durian Lebar
Kecamatan Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sebagian besar masyarakat di Desa Durian Lebar berprofesi
sebagai petani kopi.
Rumah yang berdiri sejak tahun 1995 tersebut dibangun
dengan cara bergotong royong, Kebiasaan yang masih terpelihara dengan baik
sampai saat ini.
Bahan yang sering digunakan kayu pecah piring, sungkai, durian
dan lain-lain yang mereka ambil dari kebun dam dibawa secara bergotong royong.
Menurut Pak Raden, masih ada sekitar 8 rumah di Desa Durian
Lebar yang masih mempertahankan keà slian rumah dua panggung.
Semoga rumah asli masyarakat Suku Rejang ini masih dapat dilihat
generasi berikutnya, bukan sekedar cerita atau legenda saja. (Aprilaely
Najamuddin)