GUDATAnews.com,
Bengkulu - Pernah
kita dengar ada orang yang mengucapkan salam untuk seluruh ummat beragama di
depan publik dengan dalih toleransi. Salam tersebut (salam sejahtera bagi kita
semua, Kristen), (Shalom, Katolik), (Om Swastiastu, Hindu), (Namo Buddhaya,
Buddha) dan (Salam Kebajikan, Konghucu), usai mengucapkan Assalamuaalaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Mengapa harus demikian? Boleh kah? Jika jawabannya toleransi. Maka ucapan Assalamualaikum sampai selesai adalah doa untuk semua. Termasuk doa untuk yang non muslim, untuk apa ditambahkan dengan salam seluruh agama lagi. Jika dilihat dari redaksinya maka untuk salam Kristen, Katholik dan Konghucu masih selaras dengan Assalamualaikum. Sebab berbunyi salam sejahtera untuk kita semua dan shalom dan salam kebajikan masih bermakna sama, tetapi salam agama Hindu dan Budha. Bila diterjemahkan dalam tradisi Hindu, kata Om simbol atau aksara suci untuk Tuhan. Terdiri dari kata A (Brahma/Pencipta), U (Wisnu/Pemelihara) dan M (Siwa/Pengembali apa yang ada di semesta ke asalnya). Ketiganya dikenal Tri Murti. Aksara AUM menjadi Om sebagai manunggalnya Tri Murti menjadi Tuhan. Dan Budha menggunakan salam Namo Buddhaya (Terpujilah Buddha). https://diy.kemenag.go.id/3499-salam-lintas-agama-syubhat-benarkah.html.
Maka hukum mengucapkan salam lintas agama di depan publik
menurut ulama bila berlandaskan kemaslahatan maka hukumnya boleh, akan tetapi
dengan ucapan Assalamualaikum sampai selesai itupun sudah mewakili dan jauh
lebih baik. Nabi Ibrahim AS mengucapkan salam kepada ayahnya yang masih belum
bertauhid.
“Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu dan Aku akan
memintakan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh ia sangat baik
kepadaku.” (QS. Maryam: 47)
Hadits nabi SAW
وعن أُسَامَة – رضي الله عنه – : أنَّ النَّبيَّ – صلى الله عليه وسلم – مَرَّ عَلَى مَجْلِسٍ فِيهِ أخْلاَطٌ مِنَ المُسْلِمِينَ وَالمُشْرِكينَ – عَبَدَة الأَوْثَانِ – واليَهُودِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِم النبيُّ- صلى الله عليه وسلم –
Dari Usamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah melewati suatu majelis yang di situ bercampur
antara muslim, orang musyrik -penyembah berhala, dan orang Yahudi. Lalu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi salam kepada mereka. (HR.
Bukhari no. 6254 dan Muslim no. 1798).
Pagar Dewa, 28112022
Salam UJH. (Red)