Alam sebagai sumber
rejeki. (Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Semua
kehendak bermuara pada ketentuan Allah. Secara garis besar ada 4 hal pemberian
Allah atas kita sebagai makhluk terbaik-Nya. Yakni jodoh, maut, balak, dan
rezeki. Saat pertama kali menciptakan pena, Allah ‘azza wa
jalla berfirman kepada pena,
اُكْتُبْ. قَالَ: رَبِّي وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اُكْتُبْ مَا هُوَ كَاِئنٌ. فَجَرَى فِي تِلْكَ السَّاعَةِ مِمَّا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
“Tulislah!”
Pena bertanya, “Wahai Rabbku, apakah yang harus aku tulis?”
Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Tulislah apa saja
yang akan terjadi.”
Berjalanlah pena pada saat itu menuliskan apa yang akan
terjadi sampai hari kiamat". (HR. at-Tirmidzi no. 3319)
Terkait masalah rezeki. Seluruh makhluk Allah sudah di jamin
rezekinya. Termasuk burung yang terbang bebas dan bersarang di pokok-pokok
batang. Hanya saja Allah tidak melemparkan rezeki burung ke dalam masing-masing
sarangnya, akan tetapi burung-burung tersebut menyebar ke seantero alam mencari
rezeki sesuai dengan kodratnya dan petang pulang ke sarang dengan paruh yang
kenyang.
Apalagi kita. Meski rezeki dalam jaminan Allah. Kita tetap
berupaya menjalani usaha buat jalan rezeki masuk agar kita bisa makan, tidur,
dan merasa nyaman. Perkara sedikit atau banyak tergantung bagaimana cara usaha
kita dalam berikhtiar dan mensyukurinya. Sebagai pedoman bagi kita ada An-Nisa
32
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ
ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ
ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah
dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi
laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Pagar Dewa, 18112022
Salam UJH. (Red)