GUDATAnews.com,
Bengkulu - Membangun
hubungan yang harmonis bukan perkara gampang sebab, sekali berbuat salah
rekaman kesalahan itu seakan tidak bisa di delete dari file memori siapapun.
Salah satu sebabnya kita sudah terbiasa mengoreksi orang lain
dan sedikit sekali waktu mengoreksi diri sendiri. Hasilnya tentu data kita
penuh dengan hal-hal negatif dan konyolnya mampu menghapus segala yang positif
selama ini.
Bagi orang lain tentu ini sangat baik karena jadi bahan
masukan untuk koreksi diri agar menjadi semakin lebih baik.
Maka, sesungguhnya harmonis adalah bagaimana upaya kita
mendamaikan hati pribadi masing-masing sehingga sesuatu yang salah pada diri
orang lain mampu kita cari nilai-nilai positifnya. Bukan sebaliknya, sesuatu
yang positif yang dibuat dan dikerjakan orang lain selalu negatif di mata kita.
Allah Ta’ala berfirman,
{زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ
حُسْنُ الْمَآبِ}
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga).” (QS Ali ‘Imran:14).
Pagar Dewa, 02032023
Salam UJH. (Red)